Wednesday 1 April 2015

2 Jam di Borobudur



Kalo bicara tentang Jogja, pasti Borobudur disebut-sebut sebagai icon utamanya. Padahal objek wisata yang (dulunya?) merupakan salah satu 7 Keajaiban Dunia itu tepatnya terletak di Magelang, Jawa Tengah. Namun, pemikiran tersebut adalah hal lumrah karena dekatnya jarak antara candi Borobudur dan Jogja. 

Bagi yang suka maen Line Get Rich, pasti tau kalo landmark-nya Yogyakarta itu Borobudur. 




Minggu, 15 Maret 2015, adalah kali pertama saya dan keluarga ke Borobudur (sebenarnya first time ke Jogja kecuali abang saya yang udah 5 tahun menempa ilmu di Kota Pelajar ini). Kami sangat excited walaupun harus menempuh perjalanan kurang 1,5 jam.

Kebetulan hari Minggu, sebelum ke destinasi, kami mampir dulu ke Sunmor (Sunday Morning) sekitar pukul 10 pagi di kawasan UGM. Btw, Sunmor merupakan tempatnya orang jualan berbagai macam barang. Ada pakaian, souvenir, makanan, dan banyak lagi. Harganya murah-murah. Kurang lebih 2 jam kami menghabiskan waktu di sana dan beli sosis, sate buah (untuk bekal di jalan hihi), kacamata hitam, dan beberapa souvenir seperti celengan dan tempat simpan perhiasan.

Lanjut ke Borobudur pukul 12an dan baru tiba di lokasi kira-kira pukul 13.30. Berhubung hari sudah siang dan kami lapar, singgah dulu di warung makan dekat sana. Setiba di parkiran, kami langsung disambut penjual yang super ramah setelah turun dari mobil. Mereka menjajakan barang dagangannya.

Pertama, kami diserbu oleh penjual topi. "Di atas panas lho", "Ini topinya cantik, murah aja", dan lain-lain. "Berapaan?", salah satu penjual menjawab "65 ribu satu". Mahal, pikirku. Setelah adegan tawar-menawar, akhirnya dikasih 50 ribu/2 topi. Alhamdulillah.

Sebetulnya masih banyak penjual makanan dan minuman lainnya yang tengah memburu pembeli. Jadi, bagi yang mau ke Borobudur, mesti agak sabar menghadapi mereka dan pinter-pinter nawar kalo mau beli.

Setelah melewati rintangan (aka penjual-penjual yang agak agresif tadi), kami beli tiket masuk seharga 30 ribu rupiah per orang.

Memasuki kawasan candi,  maju beberapa langkah, orang yang menyewakan payung menghampiri kami. Masih dengan iming-iming yang sama, "Di atas panas banget lhoo dek".  Akhirnya kamipun menyewa 6 payung karena kami ber-9. Satu payung disewakan seharga 5 ribu perak.

Menuju ke Candi, kita mesti naik kereta karena lumayan jauh. Tiket naik keretanya 7.500 rupiah/orang dapet minuman botol kecil. Kalo mau jalan kaki, ada jalan alternatif yg ramai dan lebih singkat daripada naik kereta.

Sampai di dekat candi, kami masih harus jalan kaki sedikit. Si ayah kelelahan jadi beliau bukannya ikut naik sampe ke atas, melainkan cari tempat pijit (biayanya mulai dari 10 ribu). Di sekitar candi, banyak yang nawarin jasa foto mulai 20 ribu per foto.

Kami meneruskan perjalanan dan foto-foto. Kemudian menaiki ratusan tangga tapi sambil berhenti sejenak sambil mengabadikan momen.







Tangga demi tangga kami lalui sampai berada di puncaknya. Rasanya sangat puas bisa menjamah langsung Candi Borubudur dan mengabadikan momen di sana.






Setelah puas dan berhubung hari sudah sore serta hujan makin deras, kami meniti jalan mengikuti arah pintu keluar sambil foto-foto. Di pintu keluar, banyak sekali penjual souvenir menjajakan pakaian khas Jogja/Borobudur, gantungan kunci, gelang, dll. Lagi-lagi mereka cukup agresif dan mengikuti kita dari belakang. Di pinggir-pinggir sepanjang jalan keluar, banyak penjual juga.

Akibat lelah berjalan, kami naik kereta tanpa mesin alias odong-odong, bayar 20 ribu untuk 4 orang, Selama jalan, supirnya teriak "Awas, awas Fortuner mau lewat". Haha, da-ada saja cara orang sana menghubur pengunjung.

Setibanya di pintu keluar, payung yang tadi di sewa dikembalikan dan kami segera ke arah parkiran.

2 jam di Borobudur.. Lelah tapi seru!


0 comments:

Post a Comment