Sunday 4 July 2021

Mengenal Midah Si Manis Bergigi Emas

Karya sastra milik Pramoedya Ananta Toer yang satu ini dibaca dan dibuat ringkasannya di Lenovo tua empat tahun silam, tapi keputusan untuk mem-posting tulisan ini baru muncul hari ini, 3 Juli 2021, akibat menghabiskan waktu berjam-jam menyortir dokumen di laptop, so here we go, ringkasan Midah Si Manis Bergigi Emas

Novel ini mengisahkan tentang kehidupan sesosok wanita bernama Midah. Ia berasal dari keluarga menengah yang berpendidikan dan taat beragama. Masa kecil Midah mendapat perhatian penuh dari kedua orang tua, tetapi semua berubah semenjak kehadiran adik-adiknya. Kebahagiaan tak didapatnya lagi di rumah. Ayah sibuk mengurus dagangannya di Cibatok dan ibu memperhatikan adik-adiknya saja. 

Ia mencoba mencari kebahagiaan di luar rumah yang akhirnya ia temukan pada musik keroncong. Midah mulai mencari piringan hitam nyanyian keroncong. Suatu ketika, saat ia sedang memainkan piringan hitam di rumah, sang ayah, Haji Abdul, baru saja tiba langsung naik pitam mendengarkan musik keroncong tersebut dan menganggapnya haram. Dipecahkannya semua piringan-piringan hitam milik Midah. Lebih dari itu, tamparan melayang ke pipi Midah dan hatinya tercabik-cabik melihat perlakuan ayahnya yang melarang dan membenci kesukaannya.

Beranjak dewasa, Midah dinikahkan dengan Haji Terbus oleh ayahnya. Haji Terbus adalah teman sang ayah yang berasal dari kalangan berpendidikan dam taat beragama. Hingga suatu hari, Midah mengetahui bahwa Haji Terbus mempunyai banyak istri, ia diam-diam kabur dari Cibatok ke Jakarta dalam keadaan hamil. Midah mengunjungi Riah, wanita tua yang pernah bekerja dengan orangtuanya. Riah bersedia menampung Midah dan menawarkan diri untuk mengantarkannya kembali ke orang tua, tetapi Midah menolak. Ia pamit dari rumah Riah untuk mencari sekumpulan penyanyi keroncong jalanan dan bergabung dengan mereka. Bermodalkan suara merdu dan wajah manis, Midah yang tengah hamil menyusuri jalan dari restoran ke restoran bersama kelompok pengamen. 

Beberapa lama kemudian, Midah harus berhenti sejenak dari hingar bingar kehidupan pengamen keroncong untuk persiapan melahirkan anak pertamanya. Ia melahirkan di sebuah rumah sakit tapi mendapat perlakuan tidak baik oleh bidan. Dimulai dari alasan kamar penuh hingga kesinisan bidan saat menanyakan soal suami Midah. Hingga akhirnya Midah harus meninggalkan rumah sakit segera dan menanggalkan pakaian yang dikenakan bayinya karena itu semua milik rumah sakit. 

Setelah anaknya lahir, Midah kembali mengamen meskipun dapat tentangan dari kawan sekelompoknya yang tidak senang dengan kehadiran anak lelaki Midah. Di suatu waktu, Midah bertemu Ahmad, seorang polisi yang periang, peduli, dan penyuka musik keroncong, sepertinya. Midah semakin terhanyut dalam kebersamaannya dengan Ahmad, berlatih bersama-sama menyanyi keroncong hingga ia menjadi penyanyi radio. Seiring berjalannya waktu, Midah hamil anak kedua. Ahmad tidak mau bertanggung jawab dan malah menuduh Midah menjebaknya agar mau mengawininya.

Perasaan Midah tak karuan mulai dari ketakutan kembali ke pangkuan orang tua, penyesalan telah menodai tempat ia menginap sampai diusir, hingga cintanya kepada Ahmad. Hingga akhirnya ia memutuskan kembali ke rumah orangtuanya di Cibatok. Orang tuanya yang telah mencari-carinya kemanapun tetap memaafkan dan menerima Midah kendatipun ia telah hamil lagi. Djali, anak Midah dengan Haji Terbus, dirawat dengan baik oleh sang nenek. Tidak mau mengotori nama baik keluarganya, Midah pergi dari rumah meninggalkan Djali dalam keadaan hamil kedua. 

Midah menghadapi pelik kisah hidupnya dengan tegar meskipun harus semakin tenggelam dalam dunia yang kelam.

0 comments:

Post a Comment